Suatu ketika,
ada seorang gadis duduk melamun disebuah taman kota. Dia terlihat sangat
menyedihkan. Orang yang melihatnya pasti tau bahwa gadis itu sedang memikirkan
sesuatu. Apa? Itu pertanyaannya. Dia sedang memikirkan sahabatnya, tepatnya
masalah sahabatnya. Sahabatnya mempunyai seorang kekasih dan sudah bersama
selama 4 tahun. Sahabatnya sangat menyayangi kekasihnya ini. Gadis ini menjadi tempat berkelu kesah
sahabatnya. Dia akan menjadi pendengar sekaligus pemberi saran atau hanya
sebagai pendengar tergantung keadaan sahabatnya. Biasanya dia melakukannya
dengan baik. Tapi tidak kali ini. Jujur saja gadis ini bosan dengan masalah
sahabatnya yang topiknya selalu sama, “Kenapa dia jahat sama aku?”.
Saat di beri pertanyaan seperti itu , gadis itu bisa memberi jawaban ketika
pertanyaan itu masih dilontarkan beberapa kali bukan sesering ini. Topiknya,
sahabatnya merasa dijahati oleh kekasihnya sendiri. Gadis itu akan memberi
respon seperti ini, “Aku jadi nggak respect sama dia?”, “Kok jahat kali sih?”, “Astaga,
kok ada laki-laki kayak begitu?”, “Udahlah putusin aja”. Tapi hingga detik ini sahabatnya masih jalan
dengan kekasihnya itu. Saat ditanya kenapa mereka tidak berpisah, sahabatnya
hanya megatakan dia sangat sayang pada kekasihnya. Gadis ini merasa sahabatnya
itu bodoh sekali. Sudah sering disakiti tetap saja mau memaafkan. Sabar kan ada
batasnya, itu yang dipikirkan gadis itu.
Hingga suatu saat, sahabatnya mengatakan sesuatu yang akhirnya
membawanya duduk melamun di taman kota. “Cinta
datang kepada mereka yang masih mempunyai harapan walaupun mereka telah
dikecewakan. Kepada mereka yang masih percaya, walaupun mereka telah
dikhianati. Kepada mereka yang masih ingin mencintai, walaupun mereka telah
disakiti sebelumnya dan kepada mereka yang mempunyai keberanian serta keyakinan
untuk membangunkan kembali kepercayaan”. Gadis itu tidak dapat mengerti
maksud dari kata-kata itu biarpun sudah berapa kali dia memikirkannya. Gadis
itu sudah memberi saran yang dipikirkan oleh otaknya kepada sahabatnya, biarpun
beberapa hanya dianggap angin lalu. Kali ini gadis itu ingin melakukan sesuatu
yang dipikirkan oleh otaknya dan diterima oleh hatinya. Selama ini dia hanya
menggunakan logikanya saja mendengar curahan sahabatnya. Gadis itu akan
mendukung apapun yang dianggap sahabatnya itu baik. Mereka sudah sama-sama
dewasa, tau mana yang terbaik untuk hidup mereka. Gadis ini akan berbahagia
jika sahabatnya merasakan hal yang sama.
Pertanyaannya apa hubungan c++ dengan gadis, sahabat dan kekasih? See ya ^^
Komentar
Posting Komentar