Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2015

Dia, Aku dan Kau

Kalau kata Tulus ini sudah sewindu dia mengagumimu dari jauh. Dia masih mengingat jelas saat pertama kali dia melihatmu. Saat itu kau tertawa. Manis sekali. Menurutku apa yang dipikirkan dia adalah lucu. Dia menyukaimu begitu lama hanya karena kau tertawa. Aku jujur mengenalmu dan menurutku kau biasa saja. Banyak yang lebih baik darimu. Tapi dia menyukaimu hampir sewindu lamanya. Selama hampir tiga tahun duduk di kelas yang sama, dia dan kau sangat jarang bertegur sapa. Ya, dia memang pendiam dan juga penakut. Bahkan dia tidak berani untuk menyapamu terlebih dahulu. Gadis lain yang menyukaimu pasti akan mendekatimu dan mengobrol denganmu, tapi yang dilakukannya hanya diam dan meihatmu dari jauh.  Selama empat tahun dan tiga tahun berada dikelas yang sama tidak ada yang terjadi. Begitu juga dengan tahun terakhir dia melihatmu, dia masih setia dalam bungkamnya. Dan akhirnya pun kau pergi ke kota yang lain. Dia tidak menyesal tidak mengatakan apapun padamu. Dia hanya menyesali sikapny...

Dia

Membohongi dirinya sendiri untuk kenyamanan sesaat. Hanya ingin mendengar apa yang ingin didengar, hingga melupakan yang namanya akal sehat. Membuang jati diri  untuk membantu penyamarannya yang  sesat. Tubuh jiwa mengering karena tidak membiarkan dirinya rehat. Menjual jiwa untuk kebebasannya yang  jahat. Mengharapkan perhatian untuk memuaskan hatinya yang tersumbat. Kedamaian tidak dapat menjangkau jiwanya karena dia penuh dengan dengki dan penat. Dia tidak dapat kembali karena waktu adalah jahat. Berharap keajaiban untuk waktunya yang semakin dekat. Dan akhirnya tak ada lagi harapan untuk dia yang tersesat.   

Siapa?

Guess who?

Goodnight !!  

Gadis, Sahabat dan Kekasihnya

Suatu ketika, ada seorang gadis duduk melamun disebuah taman kota. Dia terlihat sangat menyedihkan. Orang yang melihatnya pasti tau bahwa gadis itu sedang memikirkan sesuatu. Apa? Itu pertanyaannya. Dia sedang memikirkan sahabatnya, tepatnya masalah sahabatnya. Sahabatnya mempunyai seorang kekasih dan sudah bersama selama 4 tahun. Sahabatnya sangat menyayangi kekasihnya ini.  Gadis ini menjadi tempat berkelu kesah sahabatnya. Dia akan menjadi pendengar sekaligus pemberi saran atau hanya sebagai pendengar tergantung keadaan sahabatnya. Biasanya dia melakukannya dengan baik. Tapi tidak kali ini. Jujur saja gadis ini bosan dengan masalah sahabatnya yang topiknya selalu sama, “Kenapa dia jahat sama aku?”.  Saat di beri pertanyaan seperti itu , gadis itu bisa memberi jawaban ketika pertanyaan itu masih dilontarkan beberapa kali bukan sesering ini. Topiknya, sahabatnya merasa dijahati oleh kekasihnya sendiri. Gadis itu akan memberi respon seperti ini, “Aku jadi nggak resp...

😌